topbella

Senin, 31 Januari 2011

BOHONG BOLEH KAN ?

Dalam lingkungan yang aku jalani tidak semuanya seperti kertas putih, yang halus dan tak bernoda. Kadang ada yang aku sembunyikan baik untuk perasaan ataupun untuk tindakan yang aku lakukan.
Kalau di bilang menyayangi aku memang menyayangi.  Tapi kadang ada dusta yang aku selipkan .Bukan bermaksud menyakiti, tapi lebih untuk tidak menyakiti.
Memang tidak benar sikap seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi. Bukannya tidak mau berusaha untuk menjadi yang lebih baik, tapi memang kadang antara tidak berkata yang sejujurnya ( berbohong) dengan berkata apa adanya, malah kadang menyakiti dan membuat bayangan lama sekali untuk di lupakan.
Contohnya saja. masalah bau badan. Kadang aku harus menutup hidung atau menahan napas untuk tidak mencium aroma semerbak yang ada di sebelahku. Aku pernah berkata dengan sehalus mungkin, sesopan mungkin agar orang itu tidak tersinggung atau marah dengan ucapanku. Tapi apa yang aku dapatkan ketika aku berkata sejujur-jujurnya bahwa mereka mengadung bau badan yang amat aduhai. Aku tidak di ajaknya bicara selama dua minggu.
Tragis....padahal aku cuma mau bicara jujur. hehehhehehehe....
Tapi setidaknya aku sudah berusaha menjadi yang lebih baik. Dan gara-gara peristiwa itu aku harus pilih-pilih mana orang yang bisa aku ajak terus terang untuk aku sampaikan pendapatku atau hanya samar-samar saja.
Dan jangan marah ya...kalau aku harus jujur pada pembaca blogku kalau kalian udah mandi belum...kok ada lalat di sekeliling kalian. Please..tinggal dulu komputernya..mandi dulu gih..!!!

Kamis, 24 Juni 2010

Nasehat Orang Tuaku

Menikah bukan hanya menikahkan dua orang yang saling mencintai saja tetapi menikahkan keluarga besar kita. Itu yang pernah di katakan oleh orang tuaku ketika aku akan melangsungkan pernikahanku dulu. Waktu itu aku hanya tersenyum saja menanggapi nasehat orangtuaku. 
Hari ini aku benar-benar merasakannya...
Dan aku akan berbagi cerita dengan sobat yang kebetulan mampir ke tempatku..
Aku adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang kebetulan semuanya adalah laki-laki. Untuk anak perempuan satu-satunya tidak ada perlakuan istimewa dari orangtuaku dalam mendidik dan mengasuh kami anak-anaknya. Semua perlakuan di samakan. Kecuali dalam membeli baju dan perlengkapan sekolahku tentunya. Aku terbiasa hidup bersama saudara laki-laki sehingga secara langsung maupun tidak aku jadi lebih mudah bergaul dengan teman laki-laki di bandingkan dengan teman wanita. Bukan bermaksud membedakan gender karena memang itulah yang aku rasakan selama aku masih remaja. Ketika remaja aku banyak mempunyai teman laki-laki sehingga untuk sebagaian orang itu dianggap kurang baik. Maksudnya apabila kita terlalu banyak berteman dengan laki-laki orang akan menganggap kita bukan perempuan baik-baik. Itu pandangan miring yang pernah terjadi padaku. Untungnya orang tuaku sangat memberi kepercayaan kepadaku, tapi sungguh aku berteman dengan mereka karena mereka tidak banyak membicarakan hal-hal yang bertele-tele sehingga aku lebih merasa nyaman berteman dengan teman laki-laki.
Memang ada beberapa teman wanita yang telah menjadi sahabatku waktu masih remaja dulu, Tapi semua itu tidak bisa berlangsung lama. Ketika kami harus tamat sekolah ataupun kuliah maka pertemanan itu akan hilang dengan bergantinya waktu.
Sebenarnya aku juga ingin mempunyai teman sekaligus sahabat yang bisa di ajak bicara dari hati ke hati baik dalam suka maupn duka. Tapi entah sampai sekarangpun aku belum menemukan teman wanita special itu untukku.
Aku tidak akan memilih-milih dalam berteman. tapi aku juga harus menjaga perasaan suamiku karena sekarang aku sudah menikah, jadi yang ku harapkan seorang  teman wanita tentunya..
Dan sekarang ini aku adalah seorang istri dengan dua anak laki-laki. Tuhan memang metakdirkanku untuk banyak bertemu  dengan laki-laki.
Ketika saudara laki-lakiku menikah secara langsung aku akan mendapatkan saudara ipar perempuan. Dan ternyata memang sulit memahami seorang perempuan. Apalagi bila itu adalah istri dari saudara laki-laki kita.
Banyak hal yang harus aku pahami baik dalam bersikap dan bertindak kepada saudara iparku agar hubungan yang kami rajut untuk menjadi keluarga besar bisa berjalan baik walaupun batu sandungan itu selalu ada.
Tetapi dengan memahami dan mengerti kemauan mereka aku rasa itu adalah sikap yang paling bijak yang bisa aku lakukan sekarang ini.
Tentu saja itu sangat menguras energi dan perasaanku. Tapi bukankah bila kita menyayangi saudara laki-laki kita maka kita juga harus siap menerima kebaikan dan keburukan istri-istri mereka.
Dan dari sinilah mengapa nasihat orang tuaku  tentang menikah bukan hanya menikahkan dua orang yang saling mencintai tetapi juga menikahkan dua keluarga besar terngiang-ngiang lagi di telingaku....
Untuk itu aku harus belajar  lebih bijak kepada saudara iparku...

Aku ingin menjadi Bidadari

Kasihku..
Maafkan aku bila setiap kata telah menyakitimu..
Maafkan aku bila amarah tidak bisa melepaskanmu
Maafkan aku bila belenggu tak bisa membebaskanmu..
Maafkan aku bila nurani masih sering acuhkanmu..

Senin, 21 Juni 2010

Hallo....

Wah..sering banget dengar kata hallo..hari ini. Baik dari telepon rumah, henpon atau langsung berjumpa dengan orang yang mengucapkan kata itu. Gak tau lagi aneh ini kayaknya kenapa juga kata HALLo harus di bahas di blog...gak penting..!!!
Ahhhh...biar aja dari pada gak nulis apa-apa..ngendem dan gak berkarya..mendingan ngisi blog..biar di katakan merawat..hihihihihiihiihhi..
Dari pagi sampe hampir malem kalo di hitung-hitung ada 45 kali ngucapin kata hallo..ini hanya dari aku aja ya.. Coba bisa bantu bayangin gak berapa kira-kira kali dikalikan orang se Jakarta..trus se Jawa..Trus se Indonesia Merdeka..wah..bakalan gak muat tuh otak nyimpen memorinya..berarti kata " Hallo " bisa juga di sebut kata populer dong ya..?? tul gak sih...? * ngira-ngira aja * Soalnya bukan ahli bahasa Indonesia dan bukan ahli perkalian sih..

Dan dikau teman, sudahkah mengucapkan kata "Hallo" hari ini?
Pasti sudah ya...ngaku..jangan bo-ong ntar hidungnya panjang kayak pinokio..


Hallo...Temanku..

Jumat, 21 Mei 2010

Kehidupan

Banyak hal yang membuat kita kecewa dengan kehidupan. Kadang kita menyalahkan orang lain atau keadaan . Namun kita lupa apa yang sebenarnya telah terjadi.
Aku juga merasa muak, bahkan sudah menjurus kearah kebencian. Namun ternyata rasa bencipun tak mampu menguraikan rasa yang ada dalam hatiku.
Ya..kebencian tak cukup mewakili rasa yang ku alami.
Ku coba memilah-milah apa yang sebenarnya telah terjadi padaku dua tahun belakangan ini.
Ternyata banyak hal yang telah kulewati baik itu menghindari ataupun menyelesaikan masalah tersebut. Aku tidak mau membohongi hatiku, bahwa semua itu membuatku sedih luar biasa. Saking sedihnya aku bahkan tak bisa meneteskan air mata..
Kekecewaanku sudah di luar kemampuanku sebagai seorang istri dan wanita. Namun ternyata aku masih di sini. Melewati semuanya. Walau kekecewaan dan kebenciaan saling timbul tenggelam dalam perasaanku.
Ya..ternyata aku masih dini..

Sabtu, 15 Mei 2010

Memiliki Kekuatan dalam Hidup

Pernah saya dengar seorang berkata bahwa kehidupan itu seperti piano. Artinya? Tergantung bagaimana kita memainkannya. Menghasilkan nada yang indah atau menghasilkan nada sumbang.

Bolehlah orang mengibaratkan kehidupan seperti piano, roller coaster, air mengalir atau apalah. Yang saya yakini bahwa kehidupan ini kita sendiri yang menentukan mau dibawa ke mana.

Sungguh ironis ketika seorang teman bilang: “Jaman sekarang kalo nggak gerak, ngga dapet apa-apa. Setelah keluar dari kerjaan, ya beginilah kerjaanku, jadi tukang pijet.” Dia tambahkan: “Plus-plus... kadang-kadang.”




Hidup ini pilihan. Mati juga. Kata Mariah Carey: there’s a hero when you look inside your heart. Pada diri manusia sebenarnya ada kekuatan yang lebih besar dari masalah yang ada.


Anda renungkan bagaimana Anda bisa hidup sampai sekarang? Tak sadar Anda memiliki kekuatan itu. Mengalahkan semua masalah yang ada. Anda tengok ke belakang, masalah yang sudah pernah dilewati. Anda bisa melaluinya. Kok bisa?


Kini bukankah masalah yang lewat itu kini serasa kecil? Mungkinkah masalah yang sekarang sebetulnya lebih kecil dari yang kita kira? Benarkah kita punya kekuatan itu? Kekuatan macam apa?


Kekuatan ini namanya kekuatan memilih. Memilih untuk lepas dari masalah atau menyerah. Keika kita memutuskan untuk keluar dari masalah, pasti ada jalan keluar.


Tidak ragu.

Rabu, 07 April 2010

Miris..

kagelapan itu tepat di depan mataku..
miris dan mencekam
kegalauan menyelimuti hati dan jiwaku
miris...pedih..

Datanglah wahai bayu
singkirkan semua kegelisahan ini
antara diri dan hati
mengapa semakin jauh...
Musnah dalam setiap hembusan nafas
namun galau ini tak akan berhenti..
jangan seperti ini sang hati..
aku ingin semua ini bertepi..